Rangkuman Buku Less is More Hidup Minimalis

Review Buku minimalis


Less is More Adalah Buku yang banyak membahas mengenai asal usul dan kaidah minimalis. Mengapa minimalis dianggap sebagai hal yang menguntungkan dan penerapannya di masyarakat Jepang. Serta falsafah hidup minimalis yang juga diangkat dari kehidupan orang-orang di Jepang yang sudah terbukti bermanfaat demi menjaga kewarasan diri.

Kartu Tanda Buku

Judul : Less is More - Bebas Hidup Stress Dengan Hidup Minimalis

Penulis : Azizah

Tebal : 151 halaman

Bahasa : Indonesia

Format : Buku Cetak

Diterbitkan oleh Penerbit Klik Media

ISBN : 9786233570787


Rangkuman dan Kutipan Dari Buku Less is More

Minimalisme merupakan alat untuk menyingkirkan segala yang berlebihan demi fokus pada hal penting dalam hidup, sehingga kamu bisa menemukan kebahagiaan dan kebebasan. Begitu pula dengan Minimalisme Jepang.

“Kita merasa tak pernah punya cukup waktu, mungkin barang-barang kitalah penyebabnya.” - Francine Jay 

Kebahagiaan dapat dicapai jika kamu menjalani kehidupan yang bermakna dan penuh gairah. Itu adalah sebuah kehidupan di mana kamu dapat tumbuh sebagai individu dan berkontribusi kepada orang lain dengan cara yang bermakna. Dasar kebahagiaanmu ialah pertumbuhan dan kontribusi, bukan materi.

“Kita hanya perlu berhenti sebentar dan bertanya ‘kenapa’ sebelum membeli barang.” - Francine Jay

Kebahagiaan di dalam Minimalisme mungkin nggak terdengar seksi atau dapat dipasarkan atau dijual. Namun, ini adalah kebenaran yang dingin. Kamu bahagia jika kamu tumbuh sebagai individu dan berkontribusi melebihi dirimu sendiri. Tanpa pertumbuhan dan upaya yang disengaja untuk membantu orang lain, maka kamu hanyalah budak dari ekspektasi budaya. Kamu terjerat oleh perangkap uang, kekuasaan, status dan persepsi kesuksesan.

Minimalisme adalah alat untuk membantumu dalam mencapai kebebasan. Bebas dari takut, khawatir berlebihan, rasa bersalah, depresi, kebebasan dan perbudakan oleh kepemilikan.

Minimalisme dapat membantumu dalam mengembalikan waktumu, membersihkan dirimu dari hal-hal yang berlebihan, dan menikmati hidupmu. Hidup minimalis akan membuatmu mampu menemukan makna hidupmu dan menjalani hidupmu saat ini. Kamu akan berfokus pada hal-hal yang penting dan selalu bersemangat dalam mengejar hasratmu. Kamu akan dapat menemukan kebahagiaanmu dan melakukan apa pun yang ingin kamu lakukan.

Minimalis mencari kebahagiaan bukan melalui benda, tetapi melalui kehidupan itu sendiri. Jadi, kamu dapat menentukan sendiri sesuatu yang diperlukan dan sesuatu yang berlebihan di dalam hidupmu.

Kamu belajar untuk puas dengan apa yang sudah kamu miliki, kebutuhan, dan melakukan banyak hal yang kamu sukai daripada memiliki sesuatu. Ingatlah bahwa hal-hal yang kamu anggap sebagai kebutuhan belum tentu demikian. Masalahnya ialah kamu mengategorikan berbagai hal sebagai kebutuhan karena kamu terbiasa dengannya dan kamu nggak dapat melihat kemungkinan hidup tanpanya. akibatnya, kamu sulit untuk membuat perubahan besar.

Demikian kenyataannya. dengan punya lebih sedikit barang kamu membutuhkan lebih sedikit ruang.

“Yakinlah bahwa kamu harus selalu merasa cukup.” - Aziza, Hal 11


obalah untuk berhenti membeli barang non kebutuhan. Ini mungkin terdengar sulit, tetapi kamu harus menyadarinya. Salah satu metode yang bagus ialah dengan memulai “daftar 30 hari”. Buatlah aturan bahwa jika kamu ingin membeli barang yang nggak diperlukan, kamu harus memasukkannya ke dalam daftar tersebut dengan menambahkan tanggalnya dan kamu nggak dapat membelinya setidaknya selama 30 hari. Jika masih menginginkannya setelah 30 hari, kamu dapat membelinya.

Minimalism nggak selalu berarti “kurang”. Minimalism juga bukan suatu tujuan, melainkan jalan untuk membantumu punya lebih banyak kebebasan.

ketika melakukan tindakan apa pun, kamu harus menetapkan asas-asas minimalisme. Kamu nggak perlu menjadi obsesif, tetapi selalu berguna untuk memeriksa sesuatu yang kamu lakukan, cara kamu melakukannya dan apakah kamu benar-benar perlu melakukannya.

Mulailah menyederhanakan jadwalmu. Kurangilah komitmen. Keluarkan hal-hal yang nggak perlu dari jadwalmu. Sisakanlah ruang untuk bernapas. Biarkan dirimu fokus pada hal-hal yang penting.


Rangkuman dan Kutipan Buku Less is More Bagian Kedua

Minimalisme Jepang ialah filosofi hidup yang mengilhami praktik hidup para Minimalism saat ini. Minimalisme Jepang itu berasal dari filosofi Zen, yaitu kebebasan batin dan kedamaian melalui kesederhanaan.

Minimalisme Jepang merupakan kebutuhan dan jalan keluar bagi banyak orang yang ingin hidup minimalis. Menjadi minimalis ala Jepang lebih mudah dilakukan karena dasarnya ialah kesederhanaan dan kepraktisan.

Minimalisme intinya adalah memfokuskan kepada hal-hal yang paling penting di dalam hidupmu.

Minimalisme Zen memiliki landasan filosofis berupa konsep Ma yang bermakna “di dalam kekosongan” atau kehidupan. Prinsip ini menggabungkan interval waktu dan kekosongan dalam ruang sekaligus merayakan kesenjangan. Setiap orang harus menghargai ruang dan waktu, bukan benda.

Beberapa tindakan sederhana, seperti istirahat sejenak di antara aktivitas, bahkan di antara kata-kata atau pikiranmu, bisa menjadi cara bertindak yang bijaksana. Kamu nggak akan terburu-buru dalam mengambil keputusan, misalnya.

Sabi mengandung makna sebuah penerimaan atas segala kondisi kehidupan yang nggak selamanya berjalan sempurna. Sebab, terkadang mungkin mengalami keretakan, cacat, hingga rusak seiring dengan berjalannya waktu. Sabi adalah tentang perjalanan waktu, bagaimana segala sesuatu tumbuh, menua dan membusuk.


“Dapurmu nggak harus menjadi plain dan membosankan. Desain dapur dengan konsep Wabi Sabi menawarkan keindahan minimalis yang praktis dan indah. Jadikanlah Dapurmu sederhana dengan dekorasi minimalis dan warna-warna sederhana.” - Aziza, Hal 65


Shibui ialah istilah di dalam bahasa Jepang yang digunakan untuk mengekspresikan kesederhanaan, kehalusan dan keindahan sederhana. Sedangkan prinsip Shibui di dalam Minimalisme Jepang berkaitan dengan hidup minimalis dan kesederhanaan. Produk, tindakan atau orang dapat dianggap Shibui*.

Konsep hidup ala Zen telah dipraktekkan di Jepang selama berabad-abad. Cara hidup ini dianut oleh para minimalis untuk mempertahankan hanya yang dibutuhkan oleh mereka.


Bagaimana Cara Orang Jepang Mempraktekkan Minimalisme 


  • Nggak berantakan
  • Nggak memikirkan kecocokan atau matching warna senada
  • Menyingkirkan penghambat
  • Mencintai kekosongan 
  • Uang bukan segalanya
  • Waktu tak bisa diulang


Langkah Memulai Gaya Hidup Minimalis

  1. Sisihkan Uang : menabunglah untuk menghemat uang. Keluarkan uang jika memang dibutuhkan saja.
  2. Membuat Daftar : buat daftar keinginan dan kebutuhan sehingga bisa dibedakan mana yang prioritas harus dibeli dan mana yang masih bisa ditunda atau malah bisa diabaikan.
  3. Merapikan Lemari : habiskan waktu untuk menyortir pakaian yang sudah tidak akan dipakai dan keluarkan dari lemari. Pisahkan lagi mana yang masih layak pakai untuk disumbangkan.
  4. Menghilangkan Duplikasi 
  5. Membuat Buku Harian

Tips Minimalis Dari Fumio Sasaki


1. Ubahlah Pola Pikirmu

Kesulitan membuang benda yang tak terpakai diakibatkan emosi yang sudah terikat dengan benda tersebut. Kosongkanlah pikiranmu karena kamu harus meninggalkan sesuatu yang kamu miliki. Buanglah barang yang nggak kamu perlukan walaupun mungkin dulu kamu membelinya dengan harga yang mahal.

“Minimalisme adalah filosofi aktif yang diperlukan siapa pun. Sebelum memikirkan dari mana harus memulai atau bagaimana memulainya, kamu harus punya kesadaran untuk menyingkirkan hal-hal yang nggak perlu bagimu saat ini.” - Hideko Yamashita

2. Berani Membuang Barang

Membuang barang merupakan sebuah keterampilan seperti saat kamu menyimpan barang. Kamu harus mampu melakukannya dengan kesadaran penuh.

3. Merasa Yakin

Percayalah bahwa Minimalisme bukan hal yang mustahil.

4. Berlatih Membuang Barang

Singkirkanlah segala sesuatu (benda, kebiasaan, makanan dan sebagainya) yang memperlambat kegiatan, menguras energi, mengurangi motivasi dan menghambat produktivitasmu. Hindarilah rasa bersalah. Tolaklah berbagai hal yang mungkin dapat menimbulkan rasa bersalah di kemudian hari, termasuk membeli terlalu banyak barang lucu, tetapi nggak fungsional atau camilan-camilan yang berujung menjadi sisa.

5. Hindarilah Barang Yang Sama

Kurangilah barang-barang kembar yang kamu miliki. Nggak perlu terburu-buru, karena kamu juga harus mempertimbangkan ke mana barang tersebut akan kamu singkirkan. Kamu harus benar-benar selektif dalam membeli barang atau bahan makanan. Gunakanlah uangmu untuk membeli barang yang dibutuhkan.

6. Jangan Menyesal

7. Membiasakan Diri

Buatlah daftar barang yang penting dan mulailah memisahkannya. Kamu bisa menyumbangkan sisanya atau menjualnya.

“Hiduplah hanya dengan barang-barang yang memicu kegembiraan.” - Aziza hal.88


Postingan Terkait